Jatuh Cinta
Jatuh Cinta
(Diberi judul sendiri)
Aku simpan cintaku sehingga engkau menderita karena sikapkuMereka
mencelamu dan celaan mereka adalah aniayaMusuh-musuhmu menghasutEngkau
mencintai dan telah menjadi bahan gunjinganTak ada manfaatnya menyimpan
cintaEngkau bagai harimau betina yang mati kepayahanPada bekas tapak
Hindun atau bagaikan bibir yang sakitAku
menjauhi kekasih karena takut dosaPadahal menjauhi kekasih adalah
dosaRasakanlah bagaimana (rasanya) menjauhi kekasih yang kau sangkaBahwa
itu tindakan bijaksana padahal mungkin itu bohong(Sebuah syair dari
Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, salah satu dari
tujuh orangulama ahli fiqh dari kalangan tabi’in
(fuqaha assab’ah), salah seorang guru utama KhalifahUmar bin Abdul
Aziz, seorang ulama yang produktif menulis syair, yang pernah jatuh
cinta)
Penjelasan :
Menjaga perasaan kepada lawan jenis
merupakan kunci kesuksesan seseorang agar terpelihara harga dirinya.
Meskipun sama-sama saling menyukai, apabila merasa belum siapuntuk
melanjutkan ke jenjang pernikahan, hendaknya perasaan itu kita tutup
rapat-rapat.Meskipun kita tahu, keduanya sebenarnya saling mengharapkan.
Di saat seperti ini, segalabentuk qorinah / tanda, apakah itu berupa
perhatian, pemberian, dsb, hendaknya kita maknaidengan pemaknaan yang
sewajar-wajarnya.Seseorang yang mengumbar perasaan cintanya, hanya akan
menjadi bahan gunjinganorang-orang di sekitarnya. Apakah hubungannya itu
dapat berlanjut ke jenjang pernikahan,maupun apabila hubungan tersebut
gagal menuju tangga pernikahan, sama-samamerupakan sumber gunjingan yang
paling enak.Di sisi yang lain, menyimpan perasaan kepada lawan jenis
yang begitu mendalam akanmerusak jiwa seseorang, karena ingatannya tidak
bisa lepas darinya. Alangkah baiknyaapabila kecederungan tersebut
segera kita wujudkan dalam bentuk ikatan pernikahan,
Dikutip dari sebuah website di Internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar